Sunday, February 28, 2016

Role Model dalam Penerapan Teknologi Pembangkit yang Ramah Lingkungan


Sejarah Panjang di Padang

Melihat ke masa lalu, perjalanan industri semen di Indonesia sudah diukir sejak 106 tahun silam dengan didirikannya NV Nederlansch Indische Portland Cement Maatschappij (NV NIPCM) tepatnya pada 18 Maret 1910, pabrik semen yang didirikan Belanda tersebut merupakan pabrik semen tertua di Indonesia, dan inilah yang kemudian menjadi cikal bakal Semen Padang

Seiring dengan bergantinya penjajahan di Indonesia, penguasaan atas Semen Padang pun ikut berganti. Namanya juga sempat berubah-ubah sesuai dengan penjajah yang menguasainya ketika itu. Kondisi Semen Padang naik turun. Presiden Soekarno mengambil alih perusahaan Semen Padang dari tangan Belanda melalui Dekrit Presiden No. 10/1958 pada tanggal 5 Juli 1958. Statusnya kemudian berubah menjadi perusahaan milik negara berdasarkan Undang-Undang No. 135/1961 dan namanya berubah menjadi Semen Padang, (Dwi Soetjipto, 2014:5)

Sebagai perusahaan yang menerapkan Triple Bottom Line (Profit, People, dan Planet), PT Semen Padang tidak hanya memprioritaskan keuntungan semata, melainkan juga memprioritaskan kepentingan masyarakat dan kelestarian lingkungan. Dalam hal pemberdayaan masyarakat, PT Semen Padang mempunyai berbagai program yang berkelanjutan untuk mensejahterakan masyarakat sekitar melalui program sosial dan pendidikan. Sedangkan dalam hal kelestarian lingkungan, berbagai program telah dilaksanakan untuk terus konsisten menjadikan PT Semen Padang menjadi industri hijau. 


Ramah Lingkungan dan Hemat Energi

PT Semen Padang menjamin operasi bisnis ramah lingkungan, selaku industri manufaktur disektor persemenan, tindakan pencegahan polusi atas udara, air dan tanah menjadi suatu sangat prioritas. PT Semen Padang berkomitmen terhadap kinerja lingkungan dan tetap konsisten dalam pengelolaan serta pemanfaatan sumber daya terbarukan, melalui efisiensi dan pengolahan sumber daya menjadi sumber daya yang terkonversi atau dapat terpakai kembali, seperti pemakaian energy alternative (AFR), konservasi air, efisiensi pemakaian energi dan material.
 
Keterangan Gambar: Alat Pengendali Debu (Kiri) dan Proses Operasi Alat Pengendali Debu (Kanan)
Sumber: Laporan Tahunan PT Semen Padang, Tahun 2013
PT Semen Padang menyusun program untuk mengurangi emisi debu, dengan cara melakukan penambahan alat dengan sistem yang canggih sebagai filter debu. Filter ini menyaring debu dalam dua tahap dengan teknologi baru. Tahap pertama, debu disaring oleh separator, dan selanjutnya disaring lagi oleh Electrostatic Precipirator (EP). Prinsip kerja EP didasarkan atas partikel bermuatan listrik yang dilewatkan dalam satu medan elektrostatik. Udara dari EP inilah yang boleh keluar menjadi udara ambient. Setiap cerobong udara ambient ini dipasang sensor untuk pengukur emisi ambient secara realtime dan keluar dalam bentuk grafik.

Pengawasan limbah padat dan cair dikelola oleh Biro Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH) Departemen Utilitas dan Jaminan Kualitas. Semua limbah dipilah antara LB3 atau bukan LB3, sehingga bisa diperlakukan sesuai prosedur penanganan yang tepat terhadap limbah tersebut. PT Semen Padang beroperasi dengan prinsip ramah lingkungan, dalam operasi bisnisnya mengurangi aspek dampak efek gas rumah kaca, seperti emisi CO2, Nitrose Oksida (N2O), Metan (CH4) sebagai komitmen berperan dalam mitigasi dan adaptasi atas pemanasan global.

PT Semen Padang meminimalisir perubahan ekosistem akibat operasi bisnis, khususnya terhadap habitat flora dan fauna dalam suatu mata rantai kehidupan di alam. PT Semen Padang fokus dalam mengolah limbah–limbah berbahaya seperti limbah B3 dari operasi bisnis /industri. PT Semen Padang mengapresiasi kegiatan-kegiatan yang besifat memberi nilai atas lingkungan hidup, pelayanan pemulihan masalah ekosistem serta upaya pemanfaatan sumber daya alam, seperti tanah, air dan udara secara berkelanjutan.


Role Model: WHRPG

Proses pembakaran terak yang membutuhkan suhu tinggi akan menghasilkan panas buang yang dapat dimanfaatkan menjadi sumber tenaga penggerak generator untuk menghasilkan listrik yang dapat digunakan sendiri. PT Semen Padang berhasil kerjasama dengan Pemerintah Jepang, New Energy Development Organization (NEDO) dalam pembangunan instalasi Waste Heat Recovery Power Generation (WHRPG) di areal produksi PT Semen Padang, tepatnya di Pabrik Indarung V.
Keterangan Gambar: Cooling Tower WHRPG Pabrik Indarung V
Sumber: Blog Semen Indonesia
Proyek WHRPG atau pembangkit listrik yang memanfaatkan panas buang pabrik Indarung V diresmikan pemakaiannya oleh Menteri Perindustrian Muhammad S Hidayat pada 26 Oktober 2011. Proyek WHRPG PT Semen Padang diinstall dengan sangat cepat di PT Semen Padang. Saat itu tidak ada proyek serupa di Indonesia. Tentunya, PT Semen Padang telah menjadi role model dalam penerapan teknologi pembangkit yang ramah lingkungan. Tentu hal itu selaras dengan motto PT Semen Padang yaitu “Kami Telah Berbuat Sebelum Yang Lain Memikirkannya, hal ini bermakna bahwa PT Semen Padang memiliki semangat untuk berinovasi dan kecepatan meraih peluang untuk menjadi yang terbaik.

WHRPG bertujuan untuk menghemat energi dan meminimalkan emisi gas CO2 melalui mekanisme pembangunan bersih atau Clean Development Mechanism (CDM) sebagai implementasi dari Kyoto Protocol yang telah disepakati melalui UU No. 17 Tahun 2004 tentang pengesahan Kyoto Protocol To The United Nations Frame Work Convention On Climate Change (Protocol Kyoto Atas Konvensi Kerangka Kerja PBB Tentang Perubahan Iklim).

CDM atau mekanisme pembangunan bersih merupakan salah satu instrumen untuk memperlambat terjadinya pemanasan global. Keberadaan Proyek CDM diharapkan dapat mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang dihasilkan oleh suatu industri, khususnya industri semen. Proyek CDM juga membantu negara maju untuk mencapai target pengurangan emisinya dengan cara mengambil kredit dari pengurangan emisi yang dihasilkan dari proyek CDM yang dilakukan di negara berkembang. Pemerintah telah menyusun skema penuruan emisi GRK untuk industri semen dari 852 Kg/ton semen menjadi 744 Kg/ton semen pada tahun 2020 (12 %) untuk pabrik semen yang telah ada, serta dari 852 kg ton semen (21%) untuk pabrik semen baru.

WHRPG ini mengurangi emisi gas CO2 sebesar 43.117 ton/tahun dan menghasilkan tenaga listrik sebesar Rp8,5 MW atau setara dengan 63,2 GWh dalam satu tahun dari panas yang terbuang selama proses produksi. Tenaga listrik yang dihasilkan ini senilai Rp 33 miliar per tahun akan mampu menghemat biaya sekitar 20 persen terhadap Pabrik Indarung V, sehingga akan meningkatkan daya saing PT Semen Padang. Saat ini PT Semen Padang juga akan membangun Pabrik Indarung VI yang diperkirakan selesai pada kuartal 3 tahun 2016 ini. Pabrik Indarung VI ini juga potensial untuk penghematan energi dan mengadopsi teknologi yang ramah lingkungan, melalui pembangunan WHRPG.

Penjelasan Proyek Pabrik Indarung VI, bisa dilihat di video di bawah ini.






Referensi
- Dwi Soetjipto. 2014. Road to Semen Indonesia, Transformasi Korporasi: Mengubah Konflik Menjadi Kekuatan. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
- Laporan Tahunan PT Semen Padang, Tahun 2013 dan 2014
- Blog Semen Indonesia. 2014. http://www.semenindonesia.com/blog/blog/proyek-whrpg-hemat-energi-sekaligus-melestarikan-lingkungan/ 
- Semen Padang. 2012. JFE Jepang Puji Operasional WHRPG Semen Padang. http://www.semenpadang.co.id/?mod=berita&kat=&id=820
 - Rumah CSR. 2015. http://www.rumahcsr.co.id/artikel/best-practice/pengolahan-gas-buang-menjadi-energi-listrik-melalui-sistem-whrpg/